Tuesday, December 09, 2014

Kala AlamMembenci

kala hujan
air tak hanya jatuh dari langit dan tak hanya
membanjiri tanah
merekapun sempat jatuh dari mata dan
menggenangi luka di dada
betapa perih hidup kala langit mengancami kita
banyak celaka
padahal, dari merekalah kita menadah reski Ilahi
apalagi di musim kemarau
bibir-bibir mulai tandus, tak lagi merah mekar
merekah
tenggorongkan pun mulai mengering, ludah
semakin pahit ditelan
mengapa alam malah murka dan menambah
besar luka?
padahal, pada waktu itulah kami ingin
mengeringkan derita
***
Makassar, 23 Mei 2013
Share:

0 comments:

Post a Comment