Friday, May 01, 2015

Aku, Kau dan Seperti Kemarin

aku adalah langit di musim hujan, adalah tanah di musim kemarau
kepalaku matahari yang membakar dirinya sendiri
dan kaki-kakiku sepasang lereng yang curam
setiap yang datang mengunjungiku akan jatuh ke pangkuangku

kau adalah danau di musim dingin, adalah debu di musim semi
hatimu adalah samudera yang dalam dan senyap
dan kedua matamu sepasang ombak yang tinggi
setiap yang datang padamu akan tenggelam ke kedalaman rasa

seperti kemarin, aku-kau sepasang pedang yang ingin membunuh
dan kau selalu kalah, tapi aku yang membawa pulang luka-luka

aku langit di musim hujan dan kau danau di musim dingin
kaki-kakiku sepasang lereng yang curam dan kau jatuhkan hatimu yang senyap
seperti kemarin, kau kalah, aku pulang penuh luka
***
Labakkang, 30 April 2015


Share:

0 comments:

Post a Comment